Alat pernafasan hewan berbeda-beda
bergantung pada jenis dan habitatnya (tempat hidupnya) alat pernafasan
hewan, antara lain paru-paru, insang, kulit dan trakea. Hewan yang
bernapas dengan paru-paru, antara lain mamalia, burung, reptile, dan
amfibi. Hewan yang bernafas dengan insang antara lain ikan. Hewan yang
bernafas dengan kulit antara lain cacing. Hewan yang bernafas dengan
trakea antara lain belalang.
1. Alat Pernafasan Mamalia
Hewan yang menyusui anaknya disebut
mamalia. Mamalia ada yang hidup di darat dan ada yang hidup di air.
Mamalia yang hidup di darat mempunyai alat pernafasan mirip dengan
manusia, yaitu hidung, pangkal tenggorok, batang tenggorok, dan
paru-paru. Mamalia yang hidup di air juga bernapas dengan paru-paru,
tetapi pada hidungnya dilengkapi katup. Katup itu akan menutup pada saat
menyelam dan akan terbuka pada saat muncul dipermukaan air. Pada saat
muncul di permukaan, air mamalia yang hidup di air mengambil oksigen
serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Contoh mamalia yang hidup
di air adalah paus, lumba-lumba dan duyung.
2. Alat Pernafasan Ikan
Tempat hidup ikan di dalam air. Ikan
bernapas dengan cara mengambil oksigen yang terlarut dalam air
menggunakan insang. Insang terdiri atas lengkung insang, lembaran
insang, dan tutup insang. Lengkung insang berwarna putih, pada lengkung
insang terdapat rigi-rigi insang yang berfungsi sebagai alat penyaring
udara pernapasan. Lembaran insang berbentuk seperti sisik, insang yang
terletak disebelah kiri dan kanan kepala dilindungi oleh tutup insang
yang berbentuk setengah lingkaran.
Pernahkah kamu memperhatikan mulut ikan?
Mulut ikan selalu terbuka. Melalui mulut yang terbuka itu, air masuk ke
rongga mulut dan mengalir menyentuh lembaran insang yang banyak
mengandung pembuluh darah. Oksigen yang terlarut dalam air masuk ke
pembuluh darah yang tipis dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk
pembakaran zat makanan. Peristiwa mengalirnya air dalam rongga mulut
berlangsung pada saat mulut ikan tertutup dan tutup insang terbuka
sehingga air mengalir keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya
air dari insang, pembuluh darah mengeluarkan sisa pembakaran yang
terdiri atas karbon dioksida dan uap air. Dengan kata lain, insang
merupakan tempat pertukaran oksigen dengan karbon dioksida dan uap air.
Ikan memiliki gelembung renang untuk
mengatur gerak naik turun di dalam air. Selain itu, gelembung renang
berguna untuk menyimpan oksigen.
Pada beberapa jenis ikan terdapat rongga
insang yang mempunyai perluasan ke atas. Perluasan insang tersebut
berbentuk lipatan-lipatan tidak teratur yang disebut labirin. Labirin
berguna untuk menyimpan udara sehingga ikan itu dapat hidup di air yang
memiliki kandungan oksigen sedikit, misalnya pada lingkungan berlumpur.
Beberapa jenis ikan yang memiliki labirin, antara lain ikan gabus, ikan
lele, ikan betok, dan ikan gurami.
3. Alat Pernafasan Burung
Sebagian besar burung dapat terbang.
Pada saat terbang, sayap burung digerakkan oleh otot-otot dada itu
mengganggu proses pernafasan. Oleh karena itu, burung memiliki
pundi-pundi udara merupakan kantong yang kenyal dan tipis.
Alat pernafasan burung terdiri atas
hidung, batang tenggorok, paru-paru, dan pundi-pundi udara (kantong
udara). Pundi-pundi udara berguna untuk menyimpan udara yang digunakan
pada saat terbang, dapat memperkeras suara saat berkicau, meringankan
tubuh pada saat terbang, menyelubungi alat-alat dalam tubuh untuk
mencegah kedinginan, dan menjaga kestabilan suhu badan. Pada umumnya,
pundi-pundi udara berjumlah sembilan buah. Kesembilan buah pundi-pundi
udara itu adalah sebagai berikut :
- Sepasang pundi-pundi udara di pangkal leher. Pundi-pundi udara ini berguna untuk memperkeras suara
- Satu buah pundi-pundi udara di antara tulang selangka. Pundi-pundi ini kemudian bercabang-cabang membentuk pundi-pundi udara dan sayap.
- Sepasang pundi-pundi udara di dada depan yang berada dalam ruang dada bagian depan
- Sepasang pundi-pundi udara di dada belakang yang berada dalam ruang dada bagian belakang
- Sepasang pundi-pundi udara diperut yang merupakan rongga tubuh dan dikelilingi oleh lingkaran usus.
Pernafasan burung pada saat istirahat
tidak sama dengan pernafasan pada saat terbang. Pada saat istirahat,
tulang-tulang rusuk bergerak ke bawah sehingga rongga dada membesar. Hal
ini menyebabkan paru-paru mengembang sehingga udara masuk ke paru-paru
melalui alat pernapasan. Pada waktu masuk ke paru-paru, sebagian oksigen
diikat oleh darah dan sebagian yang lain dialirkan ke pundi-pundi udara
sebagai cadangan; keadaan ini merupakan fase pengambilan udara.
Untuk fase pengeluaran udara, dapat
dijelaskan sebagai berikut; otot-otot dada yang berlaksasi menyebabkan
rongga dada dan paru-paru mengecil kembali, akibatnya, udara di dalam
pundi-pundi udara dikeluarkan melalui paru-paru.
Pada saat terbang dan mengepakkan
sayapnya, tulang-tulang dada dan tulang-tulang rusuk merupakan pangkal
pelekatan otot-otot bekerja keras untuk terbang. Oleh karena itu, burung
tidak menghirup udara melalui hidung. Pengambilan dan pengeluaran udara
tidak dilakukan oleh paru-paru seperti pada saat istirahat, tetapi
melalui pundi-pundi udara. Dengan kata lain, udara yang masuk ke
paru-paru berasal dari udara cadangan yang terdapat pada pundi-pundi
udara. Itulah yang menyebabkan burung dapat memenuhi oksigen yang
diperlukan selama terbang. Namun, sisa pernapasannya dikeluarkan melalui
hidung. Pengisian udara ke dalam pundi-pundi udara pada burung
dilakukan pada saat melayang dan hinggap.
4. Alat Pernapasan Pada Reptil
Hewan melata disebut juga reptile.
Reptil bernapas dengan paru-paru. Alat pernapasan reptile sama dengan
alat pernapasan mamalia. Proses pernapasan reptile terdiri atas
peamsukan udara dan pengeluaran udara.
Pemasukan udara terjadi pada waktu
rongga dada dan rongga perut membesar. Setelah sampai di paru-paru,
oksigen diikat darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Pengeluaran
udara terjadi pada saat rongga dada dan rongga perut mengecil.
Pengeluaran udara itu bersama-sama dengan gas sisa pembarkana di dalam
tubuh berupa gas karbondioksida dan uap air.
Reptile ada yang hidup di air dan ada
yang hidup di darat. Reptile yang hidup di air memiliki lubang hidung
yang dapat ditutup sewaktu menyelam. Dengan demikian, air tidak masuk ke
dalam paru-paru. Ular, buaya, kadal, kura-kura, dan komodo merupakan
contoh hewan reptile,
5. Alat Pernapasan Amfibi
Amfibi adalah hewan yang dapat hidup di
dua alam, yaitu hidup di darat dan di air. Contoh hewan amfibi adalah
katak. Dalam pertumbuhannya, katak mengalami metamorfosis. Metamorfosis
adalah perubahan bentuk dari telur, berudu (kecebong), sampai katak
dewasa. Berudu hidup di air, sedangkan katak dewasa hidup di darat. Oleh
karena itu, alat pernapasan berudu tidak sama dengan alat pernapasan
katak dewasa. Berudu bernapas dengan insang, sedangkan katak bernapas
dengan paru-paru dan kulit.
Berudu memiliki tiga pasang insang luar
yang terdapat di belakang kepala. Insang terdiri atas lembaran-lembaran
kulit tipis yang mengandung pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah
kapiler adalah pembuluh darah yang berukuran sangat kecil. Insang luar
selalu bergerak sehingga air disekitarnya selalu berganti dan oksigen
yang terlarut di dalam air masuk ke dalam pembuluh darah kapiler. Pada
waktu berumur sembilan hari insang luar berubah menjadi celah-celah
insang. Celah-celah insang itu berfungsi sebagai insang dalam.
Pada pertumbuhan selanjutnya, berudu
terus mengalami perubahan. Ekor berudu memendek secara berangsur-angsur.
Seiring dengan memendeknya ekor, kaki belakang itu diikuti oleh
pertumbuhan kaki depan. Pada saat itu, celah-celah insang digantikan
oleh paru-paru. Pada saat itulah berudu berubah menjadi katak dewasa.
Selain dengan paru-paru, katak dewasa juga dapat bernapas dengan kulit
dan selaput rongga mulut.
Semua alat pernapasan katak memiliki
permukaan tipis, basah, dan mengandung pembuluh darah kapiler. Kulit
katak selalu basah. Melalui kulitnya yang basah, terjadi proses
pemasukan oksigen dan pelepasan karbon dioksida serta uap air. Pada
selaput rongga mulut, pembuluh darah kapiler membentuk tonjolkan ke
permukaan yang menyebabkan aliran udara menjadi lamban sehingga
pertukaran gas lebih efisien. Pernapasan melalui paru-paru merupakan
pernapasan yang utama. Pernapasan paru-paru dimulai ketika katak mengisi
rongga mulutnya dengan udara dan menutup lubang hidupnya sebelah
dalam. Akibatnya udara yang berada di rongga mulut terdorong masuk ke
paru-paru.
Paru-paru katak, berupa sepasang
kantong tipis. Permukaan dinding disebelah dalam paru-paru katak
membentuk lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan itu menyebabkan permukaan
dalam dinding paru-paru menjadi luas dan banyak mengandung pembuluh
darah kapiler. Hal itu menyebabkan pertukaran gas dalam paru-paru dapat
berlangsung dengan efisien.
Katak tidak memilki tulang-tulang rusuk
dan diafragma. Oleh karena itu, pernapasan pada katak diatur oleh
otot-otot rahang bawah dan otot-otot perut. Itulah yang menyebabkan
katak sering menggerak-gerakkan rahan bawahnya.
6. Alat Pernapasan Serangga
Alat pernapasan serangga terdiri atas
spirakel (stigma) dari trakea (corong napas). Spirakel merupakan
lubang-lubang di sepanjang sisi tubuh serangga yang berfungsi sebagai
tempat keluar masuknya udara ke dalam tubuh. Jadi, spirakel berfungsi
sebagai lubang pernapasan. Adapun trakea merupakan pembulu-pembuluh
udara yang bercabang-cabang memenuhi seluruh bagian tubuh serangga.
Pembuluh yang paling halus disebut trakeol. Pada serangga, peredaran
oksigen ke seluruh tubuh tidak dilakukan oleh darah. Akan tetapi,
dilakukan oleh trakea dengan bantuan otot yang bergerak memompa secara
aktif dengan teratur. Contoh hewan jenis serangga, antara lain nyamuk,
belalang, kumbang dan kupu-kup.
7. Alat Pernapasan Cacing
Cacing bernapas melalui permukaan kulit
karena tidak mempunyai alat pernapasan khusus. Cacing menyukai tempat
yang lembab. Dengan cara demikian, kulit cacing terjaga kelembabapannya
sehingga selalu basah dan berlendir. Kulit yang basah dan berlendir itu
memudahkan penyerapan oksigen dari udara.
Melalui pembuluh darah di permukaan
kulitnya yang tipis, oksigen diikat oleh darah. Darah cacing mampu
mengikat oksigen karena mengandung hemoglonin. Oksigen yang diikat oleh
hemoglobin itu selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Zat sisa
pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air dikeluarkan dari
tubuh juga melalui permukaan kulit.
Selain menyukai tempat lembab, cacing
juga menyukai tanah gembur yang memiliki banyak rongga udara. Rongga
udara memungkinkan cacing memperoleh cukup oksigen untuk pernapasannya.
Sebaliknya, cacing tidak dapat hidup di dalam air karena tidak mampu
mengambil oksigen yang terlarut di dalam air. Jika tanah tempat
hidupnya kering dan suhu udara panas, cacing akan menggali lubang lebih
dalam.